Monday, January 01, 2007

NURANI vs EGO

Liburan di sempetin nonton film Eragon sama anak2 di Diamond mall, Fadhil and Riri was enjoying the movie…critanya seru ..naga-nya cute, banget…meski di pake’in baju zirah…pas mau maju perang… film colossal yang bagus…jadi ngebayangin jaman dulu itu orang2 bener2 gagah perkasa..in the battle one by one … ga spt sekarang… cuman kirim misil atau bomb aja, ga usah latihan...waa…fadhil yo iso rek… tombol gitu…

Semua cerita pada dasarnya sama, kebaikan akhirnya menjadi pemenang melawan kejahatan. Eragon (diperankan oleh Edward Spelleers aslinya pemuda biasa lulusan boarding school di London yang pada saat umur 3 th emaknya cerai dan kedua org tuanya udah kawin 6X, bermimpi jadi movie star dan kelakon…alhamdulillah yo le… Allah itu Maha adil meski kowe mungkin durung kenal Allah…). Eragon menemukan telor naga di hutan akhirnya menjadi pahlawan dengan sang naga Shafira berhasil menyingkirkan dictator dan penyihir, si raja santet yang naudzubillah…jahatnya.. yang akhirnya mati dengan sukses…

Di dunia nyata…banyak contoh pemimpin sewenang2, dikuasai ego-nya...akhirnya menjadi dictator…mereka pikir (orang pikir) mereka sukses kenyataannya cuman untuk sementara tapi akhirnya buyar. Seko mulai dalam negeri we know laaaah… manca Negara....Adolf Hitler, Nicolae Caeususcu, Marcos, sing terakhir… dictator yang terguling dan baru saja di eksekusi Sadam Husain (Innalillahi Wainalillahi Rajiun...)

Heranne… begitu banyak contoh kesewenang2an dan kejahatan yang akhirnya runtuh masih banyak juga orang yang memilih untuk melakukan praktek kesewenang2an dengan dalih bertujuan kebaikan (padahal tujuan utamanya supaya dirinya-lah yang dianggap sing paling (ter).. paling bener… ter-baik, ter-cantik, ter-kaya, ter-pinter, ter…ter…ter…mesakno banget, opo ga sadar to yoo.. nek awak dewe ini cuman ciptaan..semuanya punya yang TER/MAHA… Allah SWT..).

Nah…nah…sing ga bener maneh… orang2 seperti ini di takuti, di subyo2… pada mau jadi teman baik…mas “itu”, mbak “ini”, jadi inget jaman kuliah, aku pernah jadi ketua panitia kegiatan di universitas lalu kita ketemuan.. sama sekretaris mbak “iku” (wiii gaya thok... nemen aku masih inget meski wis 19 th yll tapi.. lali jenenge) dan dia mau ngatur kita para mahasiswa...eh sorry aja,… mending goodbye…(maafin aku ya temen2..at that time bukannya aku ga mau bertanggung jawab sm kegiatan kita, tapi klo kegiatan kita… di jadiin ajang politik dukung ego dia, yo mangkih rumiyen…akhirnya beberapa tahun kemudian apa yg tak bilang bener too…, hayyo…kejadian… )

Pada saat orang di kuasai sang ego memang akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu dan sesuatu itu tak ada habisnya, nurani tertekan kebawah sadar.

Menurut Imanuel Kant seorang filsuf dari Germany suatu tujuan baik caranya juga harus benar sama pentingnya dengan tujuan itu sendiri, seja maneh nek jarene Machiavelli the God father of political modern yang berasal dari Florence, Italy… tujuan itu membenarkan karenanya ia menghalalkan segala cara untuk mencapainya, asal tujuannya baik… tujuan iku membenarkan jarene...

NURANI
Lembut, tenang dan damai,
Rela berkorban, (mengalahkan sang ego untuk alasan yg lebih)
Tujuan dan cara mencapainya tidak terpisahkan
Memandang hidup kacamata pelayanan
Penuh pertimbangan
Penuh kebijakan
Menghargai umpan balik
Tidak takut informasi
Pandangan luas
Kepentingan umum

EGO
Tiran, kejam, memaksakan
Mau menang sendiri
Ga perduli kepentingan lain
Menghalalkan segala cara
Bekerja pada saat krisis
Kurang pertimbangan
Mengatur sampai sekecil2nya
Merasa terancam
Berusaha menyensor
Pandangan sempit
Kepentingan pribadi

Pada akhirnya semua orang mati, pilihannya cuman dua, mati sebagai orang terhormat meski biasa2 saja … opo jadi wong hebat tapi mati tergantung seperti Sadam Husain opo…mati dipateni arek cilik sing dadi hero.. koyok to si penyihir jahat itu adalah pilihan kita sendiri, seperti tulisan sebelumnya tentang akal, kita punya alat untuk memilih, mudahan2 kita bisa memilih yang benar …selalu mau mendengar suara nurani...Amien...

5 comments:

Dodi Imam said...

wah Vy, iki tulisanmu terlalu canggih, utekku gak iso mencerna (usus bekne, mencerna), hehe... Sopo iku Immanuel Kant karo Machiavelli, mbok dijelasno ben aku mudeng, hehe... tapi I got the point soal nurani vs ego iku.

Evy., DDS., OMFS said...

hehehe..loro2ne sing jelas podo2 wis almarhum. Iki jare buku sing tak woco.. Imanuel kant iku contoh wong sing menggunakan nurani dalam mencapai tujuane sementara Machiavelli contoh wong sing menonjolkan ego-ne. Lek tak delok2 akeh2e wong iku milih paham sing iki, excused karo perbuatane membenarkan segala cara untuk mencapai tujuannya... ga perduli sama orang yg merasa di zhalimi.., pembenaran2...bar ngono lak iso umbah2 duso... dengan berbuat sosial... opo yo urip iki kudu koyo ngono to yo...?

Anonymous said...

Immanuel Kant itu sangat memperhatikan nurani karena dia seorang filsuf yg religius, ya Mbak? Sementara si Machiavelli dgn Il Principe-nya memang menjadi dasar dari gerakan fasis Italia ;)

Anyway.. kalau di psikologi "ego" itu justru sesuatu yg baik dan harus ada. Tidak seperti definisi umum yang menyinonimkan ego dgn egois, dalam psikologi ego itu sebenarnya nama lain dari "self". Di teorinya Freud tugasnya adalah menyeimbangkan dorongan kebinatangan dan tekanan norma sosial supaya orang sehat mental.

Anonymous said...

Buat Ibunya Ima/Dik Maya...waah iya bener ego itu perlu buat kemajuan diri kita, tapi bisa ga ya kira2... diseimbangkan dengan nurani, agar tidak ada yg terluka... ya akhirnya win-win solution deh gitu maunya... ya mungkin yg aku maksud egois kali ya, ga bisa berbahsa dengan tepat...hihihi

Evy., DDS., OMFS said...

Lho kok yg keluar anonymous...? hehehe maaf itu aku kok