Monday, September 11, 2006

KARMILA

Sore itu, seorang gadis mengepel lantai di ruang rest room wanita, Pondok Indah Mall. Kuperhatikan bibirnya (udah menjadi kebiasaan deeh...), scar bekas luka labioplasty, hmmm… berdesir hati ini…kudekati dia dan kutanya namanya…Karmila bu, katanya sambil tersenyum, lalu ku tanya pelan2 (soalnya ga enak juga nanyain kekurangan seseorang…). Kapan di operasi? Waktu masih kecil bu…, katanya sambil tersenyum, I like this girl, she is very confident….

Aku coba tawarkan rekonstruksi, kamu mau di operasi lagi? "Dibenerin dikit ya.., ga mungkin sempurna sih, tapi mungkin bisa lebih baik sedikit, tapi mahal bu..jawabnya, hmmm…ini kartu nama saya, kalau kamu mau hubungi saya ya….

Beberapa bulan kemudian Karmila muncul di depan ruang praktekku…di sebuah Rumah Sakit, masih dengan sorotnya yang percaya diri…Lho..kok baru muncul? Iya bu saya menabung dulu dari gaji saya, sekarang saya sudah siap bu...Subhanallah…aku ga pernah berpikir sejauh itu, anak ini hebat, di tengah kekurangannya dia punya harga diri…tidak mau hanya meminta tolong meski sudah kutawarkan.
Akhirnya ku jelaskan memang ada biaya rumah sakit yang harus di tanggung, tapi saya usahakan kamu bisa seminimal mungkin. (Aku nggak mungkin menggratiskan semua pasien, tidak enak sama manajemen rumah sakit….paling2 ku bisa "cut" jatahku, meski aku kadang ga tega....banyak sekali pasien sumbing bibir yg datang memang kondisinya kurang mampu, untung YPPCBL di Bandung membantuku bersedia membayari pasien2ku, sehingga mereka tetap bisa di operasi).

Pada hari H, karmila di antar keluarganya, katanya mereka nyewa mobil…ayah, ibu, kakek, nenek, sepupu…heboh ruang tungguku…, and then..as usual…Bismillah, I will try to do my best, rekontruksi ini tidak mudah, jaringanbibir yang tersisa sudah sangat kurang untuk di olah, tidak seperti awal, seperti halnya menjahit baju kalau masih kain lebih mudah, kalau kekecilan di besarkan musti akal2 cari bahannya. Alhamdulillah, operasi berjalan lancar dan Karmila langsung pulang, kubekali obat dan ku suruh control kembali sampai buka jahitan. Hasilnya lumayan, scar hilang tapi aku kurang puas sama bibirnya, gimana lagi...lha.. ga ada bahannya?

Bath room wanita lantai 2, PI mall 1, 3 th kemudian (sekarang udah ada yg kedua soalnya), Karmila masih mengepel lantai, tapi sekarang dia pake lipstick. "Hallo Karmila...waah kamu cantik yaa…eeehh ibu…iya nih bu, sekarang saya harus dandan… coba sini saya photo ya…aduuh ibuuuu, aku jd malu kaya artis ajaa…hehehe iyaaa".

Kamu memang bukan artis, tapi kamu wanita berjiwa besar…hatimu cantik dan kamu orang yg punya harga diri. Karmila yang sumbing, Karmila yg hanya bekerja sebagai cleaning service, karmila yang Pecaya diri, I adore you so much my patient…

1 comment:

Dodi Imam said...

ganti layout ya, nice! and don't forget to keep writing :p